Senin, 13 Juni 2016

Cinta Saluang

Saluang merupakan alat musik tiup yang berasal dari Sumatera Barat. Banyak yang berpendapat, pemain Saluang hanya bisa dimainkan oleh orang yang bisa bermain Gendang. Sebenarnya tidak, semua orang bisa bermain saluang jika ingin belajar. Memang memerlukan waktu untuk bisa bermain Saluang, untuk itu harus tekun dalam belajarnya. Dan untuk pemain saluang yang juga bisa memainkan gendang mempunyai, "perasaan" irama dan nadanya yang bisa sangat dihayati dan berbeda.

Saluang berfungsi mengiringi dendang tradisional minang kabau dalam tradisi “saluang dendang” kegembiraan,kesedihan dan kerinduan,hati masyarakat dapat dituangkan melalui pantun saluang dendang. Sekarang, alat tiup saluang ada yang dilaras sesuai tuntutan komposisi musik kreasi baru dan music populer karena sudah memasyarakatnya, kehidupan musik saluang dendang maka kesenian ini tidak khawatir terhadap inovasi.

Ada kisah dimana seorang lelaki peniup saluang dan seorang gadis desa. Mereka dua manusia yang saling mencintai satu sama lain. Dengan pekerjaannya sebagai petani dan peniup saluang membuat seorang gadis jatuh cinta pada lelaki itu karena mempunyai "keterikatan" dengan alunan-alunan merdu saluang yang membuat gadis tersebut tidak bisa meninggalkan lelaki peniup saluang itu. Dua manusia ini menjalani hari harinya dengan sangat bahagia dan penuh senyum.

Namun di lain waktu lelaki tersebut bertemu dengan orang tua sang gadis. Tanpa berfikir panjang, orang tua sang gadis tidak setuju dengan hubungan anaknya dengan lelaki itu. Dengan alasan yang menurutnya kuat, karena lelaki itu hanya seorang peniup Saluang dan petani yang tidak bisa membuat anaknya bahagia. Dengan perasaan hati yang sedih dua sejoli ini tidak mau berpisah. Namun Tuhan berkehendak lain dan sang gadis pun juga tidak bisa membantah apa yang dikatakan orang tuanya. Pada saat itulah hubungan tersebut sekejap hilang dan hari hari mereka terasa hampa tanpa adanya seseorang yang melengkapi hari hari indahnya.


~Terima Kasih~

Unsur : Manusia dan Cinta Kasih
             Manusia dan Penderitaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar