Minggu, 06 November 2016

ARSITEKTUR IKLIM TROPIS

Iklim Tropis adalah iklim  dimana panas merupakan masalah utama/dominan yang membuat bangunan hampir setiap saat harus dalam kondisi dingin agar tercipta suatu kenyamanan bagi pemakainya. Iklim tropis memiliki sifat curah hujan yang relatif tinggi, intensitas cahaya matahari tinggi, karena posisinya pada zona ekuator mendapat pengaruh radiasi maksimal, memiliki kecepatan angin bervariasi, kelembapan udara yang tinggi, serta gangguan hewan liar, hewan pengerat, dan serangga tinggi. 

Arsitektur tropis merupakan arsitektur yang hidup dan beradaptasi pada sebuah iklim tropis. Dalam hal ini kondisi iklim seperti temperatur udara, radiasi matahari, angin, kelembaban, serta curah hujan, mempengaruhi desain dari rumah atau bangunan. 

Bentuk arsitektur tropis, tidak mengacu pada bentuk yang berdasarkan estetika, namun pada bentuk yang berdasarkan adaptasi/ penanganan iklim tropis. Meskipun demikian bentukan bangunan oleh arsitek/desainer yang baik akan memberikan kualitas arsitektur yang estetis, hal ini karena selain memperhatikan bagaimana menangani iklim tropis, juga memperhatikan bagaimana kesan estetika eksterior dan interior dari bangunan tersebut.

Konsep rumah tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim tropis, dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya. Pengaruh terutama dari kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi, dimana pengaruhnya adalah pada tingkat kenyamanan dalam ruangan. Tingkat kenyamanan seperti tingkat sejuk udara dalam rumah, oleh aliran udara, adalah salah satu contoh aplikasi konsep rumah tropis. Meskipun konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan adaptasi bentuk (tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga interpretasi konsep ini dalam tren yang berkembangdalm masyarkat; sebagai penggunaan material tertentu sebagai representasi dari kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos, dan material asli yang diekspos lainnya.

Kriteria Perencanaan pada Iklim Tropis Lembab


Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat-syarat khusus dalam perancangan bangunan dan lingkungan binaan, mengingat ada beberapa factor-factor spesifikasi yang hanya dijumpai secara khusus pada iklim tersebut, sehingga teori-teori arsitektur, komposisi, bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan dan nilai-nilai estetik bangunan yang berbentuk akan sangat berbeda dengan kondisi yang ada di wilayah lain yang berbeda kondisi iklimnya.
Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah :


1. Kenyamanan Thermal

Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal terutama adalah mengurangi perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung matahari maupun dari permukaan dalam yang panas.

Perolehan panas dapat dikurangi dengan menggunakan bahan atau material yang mempunyai daya tahan terhadap panas yang besar, sehingga laju aliran panas yang menembus bahan tersebut akan terhambat. Permukaan yang paling besar menerima panas adalah atap. Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai tahanan panas dan kapasitas panas yang lebih kecil dari dinding. Untuk mempercepat kapasitas panas dari bagian  atas agak sulit karena akan memperberat atap. Tahan panas dari bagian atas bangunan dapat diperbesar dengan beberapa cara, misalnya rongga langit-langit, penggunaan pemantul panas reflektif juga akan memperbesar tahan panas.

Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk antara lain :
1. Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat
2. Melindungi dinding dengan alat peneduh. Peroleh panas dapat juga dikurangi dengan memperkecil penyerapan panas dari permukaan, terutama untuk permukaan atap.

Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari yang kecil sedang warna gelap adalah sebaliknya. Penyerapan panas yang besar akan menyebabkan temperatur permukaan naik. Sehingga akan jauh lebih besar dari temperatur udara luar. Hal ini menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antar kedua permukaan bahan, yang akan menyebabkan aliran panas yang besar.




2. Aliran Udara Melalui Bangunan

Kegunaan dari aliran udara/ventilasi adalah :

1. Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk pernapasan, membawa asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi konsentrasi gas-gas dan bakteri serta menghilangkan bau.
2. Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan thermal, mengeluarkan panas, membantu mendinginkan bagian dalam bangunan.

Aliran udara terjadi karena adanya gaya thermal yaitu terdapat perbedaan temperature antara udara di dalam dan diluar ruangan dan perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Kedua gaya ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan jumlah aliran udara yang dikehendaki. Jumlah aliran udara dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pada umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan untuk memenuhi kenyamanan thermal. Untuk yang pertama sebaiknya digunakan lubang ventilasi tetap yang selalu terbuka. Untuk memenuhi yang kedua, sebaiknya digunakan lubang ventilasi yang bukaannya dapat diatur.


3. Radiasi Panas
 
Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device).
 
Pancaran panasdari suatu permukaan akan memberikan ketidaknyamanan thermal bagi penghuni, jika beda temperatur udara melebih 40C. Hal ini sering kali terjadi pada permukaan bawah dari langit-langit/ permukaan bawah dari atap.
 
 
 (Beberapa jenis shading device)
 
Penerangan Alami pada Siang Hari

Cahaya alam siang hari yang terdiri dari :
1. Cahaya matahari langsung.
2. Cahaya matahari difus

Di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya cahaya ini untuk penerangan siang hari di dalam bangunan. Tetapi untuk maksud ini, cahaya matahari langsung tidak dikehendaki masuk ke dalam bangunan karena akan menimbulkan pemanasan dan penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari. Sehingga yang perlu dimanfaatkan untuk penerangan adalah cahaya langit.

Untuk bangunan berlantai banyak, makin tinggi lantai bangunan makin kuat potensi cahaya langit yang bisa dimanfaatkan. Cahaya langit yang sampai pada bidang kerja dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen :
1. Komponen langit.
2. Komponen refleksi luar
3. Komponen refleksi dalam

Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan bagian terbesar pada tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat penerangan pada bidang kerja tersebut adalah :
1. Luas dan posisi lubang cahaya.
2. Lebar teritis
3. Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya
4. Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari ruangan.
5. Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang cahaya.

Untuk bangunan berlantai banyak makin tinggi makin berkurang pula kemungkinan adanya penghalang di muka lubang cahaya. Dari penelitain yang dilakukan, baik pada model bangunan dalam langit buatan, maupun pada rumah sederhana, faktor penerangan siang hari rata-rata 20% dapat diperoleh dengan lubang cahaya 15% dari luas lantai, dengan catatan posisi lubang cahaya di dinding, pada ketinggian normal pada langit, lebar sekitar 1 meter, faktor refleksi cahaya rata-rata dari permukaan dalam ruang sekitar 50% – 60% tidak ada penghalang dimuka lubang dan kaca penutup adalah kaca bening.

Desain rumah tropis bekerja menuju satu tujuan utama dasar: tinggal nyaman tanpa bergantung pada AC. Hal ini dilakukan dengan moderasi dari tiga variabel: temperatur, kelembaban dan sirkulasi udara. Victor Olgay dalam bukunya, “Desain dengan Iklim”, mengembangkan garis panduan untuk arsitektur iklim responsif dalam empat daerah iklim yang berbeda, salah satunya adalah lingkungan tropis panas lembab. Merancang sebuah rumah pasif didinginkan dimulai dengan situs dan mencakup setiap aspek dari rumah sampai ke warna. 






sumber : 
https://himaartra.wordpress.com/2012/12/10/751/
http://belajardesaindanarsitektur.blogspot.co.id/2013/12/konsep-bangunan-pada-iklim-tropis.html

BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN


Berdasarkan data Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2015, bangunan mengonsumsi 40% energi, 25% air, dan 40% sumber daya di dunia. Bangunan disebut sebagai pemakan energi terbesar tak terkecuali di Indonesia. Padahal Indonesia saat ini berada di ambang krisis energi. Untuk itu, dibutuhkan langkah nyata untuk mengatasi hal tersebut.

Salah satu solusi yang diambil adalah Bangunan Ramah Lingkungan. Konsep bangunan ramah lingkungan juga sudah menjadi tren di dunia. Bangunan ramah lingkungan memliliki kontribusi menahan laju pemanasan global.


Bangunan hemat energi merupakan proses membuat struktur dengan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Tujuan umumnya adalah bangunan dibangun untuk mengurangi dampak keseluruhan dari lingkungan yang dibangun pada kesehatan manusia dan lingkungan alam. bisa diartikan juga bangunan yang tidak terlalu banyak menggunakan energi dari bumi, dan tidak mencemarkan lingkungan seperti air, udara, dan tanah. karena jaman sekarang sudah terjadinya pemanasan global seperti, atmosfer yang bolong, naiknya permukaan air laut di karenakan panasnya permukaan bumi ini. bukan hanya itu, energi energi di bumi seperti minyak bumi, pohon, air di bumi sudah banyak sekali pengurangan.


Manfaat bangunan hemat energi yakni penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan.Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi.



Sabtu, 05 November 2016

PENGGUNAAN SUMBER DAYA BERLEBIH DENGAN ARSITEKTUR

EKOSISTEM HUTAN

Resume Presentasi

Aadapun yang dimaksud ekosistem merupakan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya yang berupa hubungan timbal balik. Dapat disimpulkan hutan merupakan lingkungan beberapa populasi terutama hewan, tumbuhan sebagai tempat hidupnya.

Dalam arsitektur banyak elemen elemen bangunan terutama rumah yang menggunakan kayu. Kayu merupakan salah satu contoh yang di peroleh dari hutan. Pengaplikasian kayu dalam sebuah bangunan dapat di aplikasikan ke eksterior maupun interior.

Semakin ke depan semakin banyak juga bangunan dengan elemen menggunakan kayu. Yang berarti berdampak penggunaan sumber daya alam yang berlebih. Bisa menimbulkan dampak yang cukup besar pda Bumi karena hutan merupakan paru paru Bumi. Semakin banyak hutan yang di trbang, semakin kurang penghijauan dibum. Semakin kurang penghijauan diBumi, semakin panas Bumi ini. Sudah terasa dampaknya dari Pemanasan Global.

PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN ARSITEKTUR

Resume Presentasi

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan popilasi sewaktu-waktu. Dari data yang tertera, bahwa setiap tahunnya jumlah populasi di Bumi terus meningkat.

Dalam aspek dunia arsitektur ada peerbedaan desain bangunan akibat pertumbuhan penduduk dari masa ke masa.

Pada masa dahulu bangunan cenderung luas karena belum banyak bangunan dan pertumbuhan penduduk yang signifikan. Dan pada saat ini, karena pertumbuhan penduduk yang terus menerus, manusia cenderung berfikir untuk membuat bangunan tingkat dalam lahan kecil.

Yang dapat disimpulkan, ke depannya semakin banyak bangunan tinggi dengan lahan yang semakin berkurang.