Sabtu, 07 Januari 2017

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Arsitekur memberikan kontribusi terbesar terhadap pemanasan global (global warming).Data ASEAN Center for Energy (ACE), 48% pemanasan glbal dihasilkan oleh bangunan.

Untuk mencapai kenyamanan thermal maupun visual dalam bangunan, kondisi lingkungan internal (temperatur, kelembaban, tingkat iluminasi) dapat diatur tanpa ataupun dengan menggunakan peralatan teknologi mekanikal elektrikal yang menggunakan energi dari sumber yang tidak dapat diperbarui.


Bangunan berkelanjutan adalah bangunan yang menggunakan metode konstruksi yang berkelanjutan dan menggunakan material/bahan bangunan yang memprioritasnkan kualitas lingkungan, vitalitsa ekonomi dan keuntungan sosial melalui perancangan bangunan, operasional bangunan, perawatan dan dekonstruksi lingkungan pada lokasi dimana dilakuakn pembangunan (lingkungan binaan).


Seperti juga pembangunan berkelanjutan yang melihat konsep berkelanjutan dari 3 aspek utama yaitu kemajuan sosial, pertumbuhan ekonomi dan keseimbangan ekologi, maka arsitektur berkelanjutan pun tidak dapat lepas dari aspek-aspek tersebut.
  
Efisiensi penggunaan energi
  • Memanfaatkan sinar matahari
  • Memanfaatkan penghawaan alami
  • Memanfaatkan air hujan
  • Konsep efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan
Efisiensi penggunaan lahan
  • Menggunakan lahan dengan efisien
  • Potensi hijau tumbuhan dalam lahan
  • menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan
  • Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman
  • Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal
Efisiensi penggunaan material
  • Memanfaatkan material sisa untuk digunakan dalam pembangunan
  • Memanfaatkan material bekas bangunan atau komponen lama yang masih bisa digunakan
  • Menggunakan material yang masih berlimpah
  • Penggunaan teknologi dan material terbarukan 
  • Memanfaatkan potensi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan ir
  • Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global
Manajemen limbah
  • Membuat sistem dekomposisi limbah organik
  • Membuat sistem pengolahan limbah domestik 
  • Penyumbang kerusakan lingkungan alam terbesar adalah sektor konstruksi yang secara Global mengonsumsi 50% sumber daya alam,40% energi dan 16% air. Konstruksi juga Menyumbangkan emisi CO2 terbanyak yaitu45% (Akmal, 2007).
Kontribusi Bidang Konstruksi Terhadap Kerusakan Alam

  • Pengambilan material
  • Proses pengolahan material
  • Distribusi material jadi dari sumbernya kelokasi pembangunan
  • Proses konstruksi
  • Pengambilan lahan untuk bangunan
  • Konsumsi energi sejak saat dimulai bangunandipakai

Konstruksi Berkelanjutan, menurut UNEP(United Nations Environment Programme) adalah cara industri konstruksi untuk berkembang mencapai kualitas pembangunan berkelanjutan denganmemperhitungkan pelestarian lingkungan, sosial ekonomi, dan isu budaya. Secara spesifik hal ini melibatkan isu seperti desain, manajemen bangunan, material, kualitas operasional bangunan, konsumsi energi, dan sumber daya alam.

Konstruksi Berkelanjutan Dalam Konteks Arsitektur
  • Arsitektur bukanlah suatu entitas yang lepas dan mandiri. Keberadaannya harus menjadi kesatuan integral dengan sekitarnya, baik secara sosial, spasial maupun lingkungan
  • Berarsitektur dengan memperkuat nilai-nilai Kebersamaan
  • Berarsitektur dengan menghargai ekspresi/identitas budaya sebagai cerminan nilai-nilai transenden
  • Menggunakan bahan dan keterampilan local
  • Menghargai pepohonan sama dengan menghargai kehidupan
  • Adaptif terhadap iklim secara aktif dan kreatif
  • Menggunakan bahan bekas dan komponen lama
  • Menggunakan bahan daur ulang bekas limbah
  • Menggunakan bahan secermat mungkin tanpasisa, tanpa limbah
  • Menggunakan desain padat karya agar dapatmembuka lapangan pekerjaan dan mengurangipenggunaan bahan-bahan industri missal
  • Mendesain satu ruang dengan banyak fungsi(multifungsi)
  • Desain opan plan atau terbuka (tanpa sekat)
  • Membaca potensi masa depan: bambu menjadi pengganti kayu.

Tindakan-Tindakan yang Mendukung Konstruksi Berkelanjutan

  • Dari mana dan bagaimana produsen mengambilbahan dasar material
  • Transportasi bahan dasar material
  • Limbah produksi
  • Dapatkah sumber daya yang diambil diperbaharui
  • Perlakuan terhadap pekerja setempat
  • Transportasi dari sumber ke lahan konstruksi
  • Mengoptimalkan penggunaan material termasuk sisanya.
  • Re-use dan Re-cycle
  • Gunakan lahan sesedikit mungkin, secukup mungkin
Apabila di rangkum, penerapan arsiktektur berkelanjutan terbagi kepada tiga hal :

1. Energy Issues -> Efficiency, Renewable
    Energi sangat perlu diberi perhatian khusus oleh Arsitek, terutama energy listrik,karena listrik sangat berkaitan dengan bidang Arsitektur.Banyak bangunan di Indonesia yang masih harus menyalakan lampu ketikadigunakan pada siang hari. Tentu hal tersebut sangat aneh, mengingat Indonesiamemiliki sinar matahari yang berlimpah. Matahari selalu bersinar sepanjangtahun di langit Indonesia yang hanya mengenal dua musim tersebut.

Salah satu penyebab keanehan tersebut adalah desain yang kurangmemasukkan cahaya matahari ke dalam bangunan. Mungkin salah satu solusiyang bisa diberi adalah perbanyak bukaan pada fasad, perkecil tebal bangunan,atau buat atrium yang menggunakan skylight.

2. Water conservation -> reduce, recycle
Perlu adanya kesadaran bahwa kita haruslah menlakukan penghematan terhadap air bersih. Karena untuk saat ini, air bersih mulai mengalami kelangkaan. Bahkan di suatu tempat, untuk mendapatkan air bersih harus mengantri, kemudian membeli dan menggotongnya ke rumah. (tidak melaluipipa)Misalnya untuk hal-hal/kegiatan yang tidak begitu memerlukan air bersih, seperti menyiram kotoran setelah buang air besar. Padahal kita bisa memanfaatkan air hujan untuk hal tersebut, apalagi di Indonesia terdapat curah hujan yang cukup tinggi sehingga penghematan air bersih sangat feasible untuk dilakukan. 

Cara penghematan:
a. Gunakan air hujan tersebut (tampung) hingga tak ada lagi yang terbuangbegitu saja.

b. Bila ada sisa, resapkan air hujan ke dalam tanah. Selama ini, air hujan selalulangsung dialirkan ke selokan yang berakhir di laut. Hal ini tidak memberikankesempatan pada air hujan untuk meresap ke dalam tanah karena semuaselokan diberi perkerasan seluruh permukaannya.

c. Bila masih ada lebihnya, baru dialirkan ke dalam selokan-selokan kota.Selain menghemat air bersih, cara seperti ini bisa mengurangi tingkat banjir.Karena selokan-selokan tidak akan dipenuhi air

3. Material alam
Penggunaan material alam sangat direkomendasikan untuk dipakai karena akan lebih bersahabat kepada penggunanya. Di sinilah terungkapkan bahwa ada perbedaan yang cukup besar antara material alam dengan material buatan manusia. Material alam yang merupakan karya Tuhan tidak meradiasikan panas dan tidak merefleksikan cahaya. Contoh: Daun pada pepohonan. Kita akan merasa sejuk berada di bawahnya. Berbeda dengan tenda ataupun material buatan manusia lainnya. Kita akan tetapmerasa panas dan tidak nyaman.
Aplikasinya dalam berarsitektur, misalnya penggunaan cobbale stone pada bak kontrol. Selain dapat menyerap air, cobbale stone ini bisa ditumbuhi rumput. Dan rumput itulah yang membawa ‘ruh’ pada bak kontrol. Sehingga space berubah menjadi place. Space adalah ruang yang belum punya makna. Place adalah space yang telah memiliki kehidupan di dalamnya. Intinya, seorang arsitek sebaiknya mendesain dengan menggunakan prinsip ekologi dan tidak melulu menggunakan hardscape.
Contoh Bangunan Berkelanjutan
Green School Bali



Secara tipologi (bentuk tipe bangunan), sekolah ini melakukan inovasi dengan melepaskan fisik mereka dari bentuk-bentuk sebuah sekolah yang banyak dipakai. Image yang biasa kita temukan pada bangunan sekolah, tidak akan kitatemukan pada bangunan sekolah unik yang satu ini. Green school ini memiliki material hanya ada bambu, alang-alang, rumput gajah,dan tanah liat di atasnya. Bisa dipastikan, semua material konstruksi nya merupakan material alam dengan nilai lokal dan dapat di daur ulang. Ini merupakan bentukan penting sebagai konsekuensi dari tema Sustainability terkait penyelamatan bumi tersebut. CONNECTED WITH NATURE, itulah konsep utama dalam perancangan arsitektur dari Green School Bali ini.
Hasil gambar untuk green school bali
Konsep utama yang ingin “lebih dekat”ke alam ini juga menjadi tolak utama pemilihan lokasi atau lahan yang berada di dekat sungai Ayung, Bali. Adapun implementasi arsitektural yang ada demi mengusung sustainability dan green architecture pada Green School Bali ini adalah :
  • Pembentukan ruang kelas tanpa dinding pembatas. Dengan cara ini, diharapkan secara sosial dan interaksi, para murid dan guru dapat lebih peka dan intim dalam menjalin hubungan edukasi dan sosial yang konduktif dan berkualitas baik.Banyaknya elemen distraksi / pengalih perhatian pada lingkungan kelas dan sekolah. Distraksi yang diperoleh dari keelokan alam dan detail arsitektural ini diharapkan menjadikan murid-murid terbiasa dengan distraksi tersebut danmampu tetap berkonsentrasi dalam pembelajaran.
  • Bangunan tidak diberi penghawaan dengan Air Conditioner (AC) melainkan dengan kincir angin yang berada di terowongan bawah tanah, hal ini memungkinkan karena kondisi fisik lahan yang berkontur dan dekat dengansungai dan hutan.
  • Tenaga listrik berasal dari biogas yang memanfaatkan kotoran hewan untuknyala kompor dan sebagainya.
  • Tenaga listrik lainnya juga dengan menggunakan panel surya, sehingga tidak banyak boros dalam membutuhkan sumber energi elektrikal. Adanya tambak udang dan peternakan sapi, mendukung adanya sumber energy alami dan bahan bakar (biogas) yang bisa digunakan tanpa polusi terlalu besar.


     Sumber:


https://www.scribd.com/doc/94759679/ARSITEKTUR-BERKELANJUTAN
https://aldissain.wordpress.com/2011/11/29/arsitektur-berkelanjutan-sustainability-architecture/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar