BAB
I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan penduduk merupakan
permasalahan yang timbul di kota-kota besar yang sedang berkembang, khususnya
Ibukota DKI Jakarta. Pertumbuhan penduduk yang signifikan membuat padatnya
pemukiman yang menimbulkan lahan-lahan untuk tempat tinggal semakin kecil.
Karena hal tersebut, ruang pada suatu
hunian atau tempat tinggal sangat minim dan terjadinya ketidakseimbangan antara
kegiatan penghuni dengan jumlah penghuni. Dengan bertumbuhnya penduduk, jumlah
keluarga pun juga meningkat. Dengan begitu sebuah hunian harus membuat sebuah
keluarga nyaman. Nyaman dalam hal ini mempunyai maksud, nyaman sebagai tempat
tinggal, nyaman untuk menjalin keluarga, dan membuat sebuah hunian dengan
budget yang cukup. Pada hal seperti inilah, Arsitektur dapat berbicara dan
dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Permasalahan tentang pertumbuhan
penduduk yang mempersempit ruang hunian dapat di selesaikan dengan cara Split House. Split House merupakan sebagai gaya rumah dimana setiap lantai
saling tergantung. Secara umum, biasanya ada dua tangga pendek yang
menyambungkan dua lantai dengan ketinggian level yang berbeda. Perbedaan level
lantai namun tidak benar-benar berada di tingkat lantai yang berbeda merupakan
ciri khas dari rumah split level. Desain rumah split level mulai dikenal dan
populer pada pertengahan abad ke-20 di wilayah Amerika Utara. Rumah split level
kala itu banyak digunakan oleh masyarakat pinggiran kota berkembang yang memang
memiliki lahan berkontur. Saat perang dunia kedua terjadi, gaya rumah split level makin populer, dan kemudian
menyebar hingga saat ini.
Seperti karya Arsitek Indonesia yaitu
Delution Architects. Delution Architects merancang sebuah rumah di bilangan
Tebet, Jakarta Selatan yang menggunakan konsep Split House. Split House
tersebut dibangun dilahan 120 meter persegi dengan budget yang terbatas. Karena
banyak aspek yang dimasukan kedalam hunian tersebut, Delution Architects
mendapatkan penghargaan International
Architizer A+ Awards 2017 kategori Arsitektur dan Hunian Kecil versi Public Choice. Maka dari itu, hal
tersebut menarik perhatian banyak orang dan sebagai pandangan masyarakat untuk
membuat rumah dilahan yang terbatas dan dengan budget yang terbatas namun
kapasitas hunian dapat memungkinkan sebuah keluarga atau penghuni melakukan
aktivitasnya dengan nyaman.
BAB II
METODE KRITIK ARSITEKTUR
Kritik adalah masalah penganalisaan
dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman,
memperluas apreasiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. Kritik dalam Arsitektur terbagi menjadi
beberapa macam, diantaranya :
1.
Kritik
Normatif
2.
Kritik
Interpretif
3.
Kritik
Impresionis
4.
Kritik
Deskriptif
5.
Kritik
Terukur
Dalam kritik arsitektur yang penulis
lakukan menggunakan jenis Kritik Normatif. Kritik Normatif (Normative Criticism) Hakikatnya kritik
ini adanya keyakinan bahwa di lingkungan dunia manapun bangunan dan wilayah
perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, sandaran sebagai sebuah
prinsip. Norma juga berupa suatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan
hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi.
Kritik Normatif dibagi dalam beberapa metode, yaitu :
·
Kritik Doktrinal (Doctrinal Criticsm) Norma yang bersifat general, pernyataan yang tak
terukur.
·
Kritik Terukur (Measured Criticsm) Sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan
dengan baik secara kuantitatif.
·
Kritik Tipical (Typical Criticism) Norma yang didasarkan pada model yang digeneralisasi
untuk satu katagori bangunan yang spesifik.
·
Kritik Sistematik (Systematic Criticism) Norma penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan
untuk satu tujuan.
Dalam kritik arsitektur normative terdapat hakikat
yang diantaranya :
·
Adanya
keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah
perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standard atau sandaran
sebagai sebuah prinsip.
·
Dan melalui
ini kualitas dan kesuksesan sebuah lingkungan binaan dapat dinilai.
·
Norma bisa
jadi berupa standar yang bersifat fisik, tetapi adakalanya juga bersifat
kualitatif dan tidak dapat dikuantifikasikan.
·
Norma juga
berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada
kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi.
Dalam kritik arsitektur ini, penulisa menggunakan
metode Kritik Normatif Tipikal yang dimana memiliki elemen Kritik Tipikal,
diantaranya :
a.
Struktural (Struktur)
Tipe ini didasarkan atas penilaian terhadap lingkungan
berkait dengan penggunaan material dan pola yang sama.
• Jenis bahan
• Sistem struktur
• Sistem Utilitas dan sebagainya.
b.
Function (Fungsi)
Hal ini didasarkan pada pembandingan lingkungan yang
didesain untuk aktifitas yang sama. Misalnya sekolah akan dievaluasi dengan
keberadaan sekolah lain yang sama.
• Kebutuhan pada ruang kelas
• Kebutuhan auditorium
• Kebutuhan ruang terbuka dsb.
c.
Form (Bentuk)
Diasumsikan bahwa ada tipe bentuk-bentuk yang
eksestensial dan memungkinkan untuk dapat dianggap memadai bagi fungsi yang
sama pada bangunan lain.
BAB
III
KAJIAN
PUSTAKA
Pengertian Split House
Rumah split level bisa didefinisikan sebagai gaya
rumah dimana setiap lantai saling tergantung. Secara umum, biasanya ada dua
tangga pendek yang menyambungkan dua lantai dengan ketinggian level yang
berbeda. Perbedaan level lantai namun tidak benar-benar berada di tingkat lantai
yang berbeda merupakan ciri khas dari rumah split level.
Desain rumah split level mulai dikenal dan populer
pada pertengahan abad ke-20 di wilayah Amerika Utara. Rumah split level kala
itu banyak digunakan oleh masyarakat pinggiran kota berkembang yang memang
memiliki lahan berkontur. Saat perang dunia kedua terjadi, gaya rumah split
level makin populer, dan kemudian menyebar hingga saat ini. Dibalik sebuah
konsep Split House terdapat kelebihan
dan kekurangan.
A.
Kelebihan Split
House
1.
Rumah split level memberikan kesan lebih terbuka
Sama seperti halnya saat memberikan void pada rumah,
kehadiran rumah split level memberikan suasana lebih lapang dan terbuka pada
hunian. Hal ini juga membuat rumah split level lebih terasa akrab dan homey
karena setiap ruang yang terhubung dengan tangga tanpa sekat masif. Selain itu,
komunikasi antar penghuni rumah menjadi jauh lebih mudah dan dekat dengan
memanfaatkankonsep rumah split level.
2.
Memberikan ruang-ruang lebih untuk fungsi tambahan
Pada rancangan rumah split level yang baik, kehadiran
rumah split level bisa memberikan efisiensi ruang yang baik. Kamu bahkan bisa
mendapatkan ruang-ruang lebih untuk fungsi tambahan dengan memanfaatkan konsep
rumah split level. Selain fungsi tambahan, perbedaan level juga membantumu
memberikan pemisahan fungsi dan zona pada setiap ruang yang lebih baik
3.
Rancangan rumah split level memberikan kesan lebih
dinamis
Tentu saja, dibanding menghadirkan rumah yang datar,
rumah split level jauh lebih terkesan dinamis dan hidup. Dengan konsep rumah
split level, jangan khawatir suasana dalam rumah akan terasa monoton dan
membosankan. Kamu juga bisa bermain lebih banyak pada interior ruangan saat
memiliki variasi level pada hunianmu.
4.
Sirkulasi udara dan cahaya yang lebih baik
Karena sifatnya yang terbuka, rumah split level secara
tak langsung akan memberikan sirkulasi udara dan juga pencahayaan yang lebih
baik pada hunian. Nggak cuma mengatur sirkulasi udara dan cahaya dalam ruangan,
penerapan yang tepat membuat rumah split level juga bisa menangkap sirkulasi
udara dan pencahayaan alami yang jauh lebih baik daripada rumah tanpa perbedaan
level lantai seperti rumah split level.
5.
Rumah split level bisa menjadi solusi lahan berkontur
Populer di area yang memiliki lahan berkontur, untuk
kamu yang memiliki lahan yang berkontur tentu akan menjadi pekerjaan lebih jika
kamu harus meratakan lahan hanya untuk memberikan konsep rata. Solusi lain yang
lebih efisien untuk menyiasati lahan berkontur seperti ini adalah rumah split
level. Rumah split level membuat pengolahan lahan berkontur yang lebih efektif.
B.
Kekurangan Split
House
1.
Sistem konstruksi rumah split level yang lebih rumit
Dengan perbedaan level yang bervariasi dan juga
konektor berupa tangga sudah bisa dipastikan bahwa konstruksi dari rumah split
level akan jauh lebih rumit alias tak sesederhana rumah konvensional.
Konstruksi yang rumit ini juga berarti bahwa rumah split level mungkin akan
membutuhkan biaya lebih dibandingkan rumah biasa.
2.
Rumah split level bisa dikatakan “tidak ramah” untuk
balita dan lansia.
Dikarenakan banyaknya penggunaan anak tangga dan juga
perbedaan level, jelas bahwa rumah split level sangat tal dianjurkan untuk
dihuni oleh keluarga yang memiliki anggota keluarga lansia ataupun balita
karena resiko terjadinya kecelakaan akan jauh lebih tinggi terjadi pada rumah
split level.
BAB
IV
Sumber :
http://furnizing.com/article/splow-house-rumah-dengan-mezanin-karya-arsitek-muda-indonesia-yang-masuk-nominasi-penghargaan-internasional
Splow house, singkatan
dari Split-Grow House merupakan rumah yang dibangun di daerah Tebet, Jakarta
Selatan. Rumah ini merupakan karya dari Delution Arsitek. Memiliki konsep
sebagai rumah yang dapat berkembang, menjadi tantangan untuk mendesain rumah
yang nyaman untuk dihuni dengan luasan 120 meter persegi dengan budget
terbatas.
Sumber : http://furnizing.com/article/splow-house-rumah-dengan-mezanin-karya-arsitek-muda-indonesia-yang-masuk-nominasi-penghargaan-internasional
Dengan lebar 6 meter
dan panjang 15 meter, rumah didesain agar mendapatkan pencahayaan alami dan
sirkulasi udara dari luar yang tentunya akan menghemat energi dari penggunaan
lampu dan pendingin ruangan. Luasan yang kecil tidak menjadi masalah untuk
memiliki ruang yang dibutuhkan dengan biaya terbatas. Rumah ini memungkinkan
untuk penambahan ruang dikemudian hari ketika pemilik rumah memiliki budget lagi.
Sumber :
http://furnizing.com/article/splow-house-rumah-dengan-mezanin-karya-arsitek-muda-indonesia-yang-masuk-nominasi-penghargaan-internasional
Rumah yang tampak
seperti dua lantai ini memiliki tiga tingkat di dalamnya. Melalui konsep
splitnya, tiap lantai dihitung sebagai setengah yang dianggap sebagai mezanin.
Sehingga terdapat lima lantai mezanin di dalam rumah ini. Setiap lantainya
terhubung dengan tangga dan voidnya yang menjadi sumber untuk sirkulasi
pencahayaan dan udara secara alami. Dari void ini juga orang yang berada di
setiap lantainya dapat saling berkomunikasi dari lantai yang berebeda.
Pada lantai pertama mezanin terdapat ruang makan dan
juga dapur terbuka. Ruangan ini pun juga terhubung dengan kamar tidur tamu dan
juga kamar mandinya. Pada ruang ini lantai didesain dengan ubin marmer yang
berwarna abu-abu. Furniture didesain dengan material lightwood. Seluruh
ruangan memiliki dinding berwarna putih untuk memaksimalkan penerangan pada
ruangan.
Terdapat beberapa keunikan pada ruangan ini seperti
meja lipat pada ruang makan yang memungkinkan untuk memberikan meja yang lebih
panjang. Rak penyimpanan yang terdapat di samping tangga dan juga di anak
tangganya. Yap! Pada tangga betonnya juga terdapat rak yang dapat dibuka dengan
cara ditarik sehingga memberikan luang lebih untuk penyimpanan barang.
Untuk lantai mezanin kedua, merupakan lantai yang
disuguhkan pertama kali ketika orang berkunjung ke dalam rumah. Terdapat ruang
tamu yang sekaligus ruang baca di sudut ruangan. Terdapat pula jendela kaca
lipat untuk menuju ke halaman samping rumah. Lalu untuk lantai mezanin ketiganya terdapat kamar tidur anak dan kamar
mandinya. Dilengkapi pula dengan koridor di depan pintu kamar. Sehingga dapat
digunakan juga sebagai area bersantai.
Kamar mandi untuk lantai anak ini diberikan fasilitas
wastafel, kloset dan juga area shower. Ukuran kamar mandi
terbilang tidak kecil dan juga tidak terlalu besar. Material pada kamar mandi
memberikan suasana yang dingin dan juga syahdu. Berbeda dengan material di luar
ruangannya. Bentuk kaca dan wastafelnya begitu unik dan tidak biasa. Exhaust
fan juga digunakan pada ruangan untuk sirkulasi udara.
Naik lagi ke lantai selanjutnya, kamar tidur utama
terdapat di area ini. Masih dengan adanya koridor di depan kamarnya yang
digunakan untuk meletakkan meja dan rak. Koridor memang difungsikan sebagai
area sirkulasi publik, penghubung tiap lantainya.
Jendela yang besar pada fasad depan rumah menjadi
salah satu pemandangan asik di dalam kamar. Memberikan pencerahan pada kamar
tidur. Dilengkapi dengan tirai putih dan abu-abu. Selain itu juga terdapat
ventilasi udara kecil di dinding samping kamar. Pada ruangan ini juga terdapat
kamar mandi utama.
Bentukan kamar mandi ini berbeda dengan kamar mandi
lainnya di dalam rumah. Ubin hitam pada lantai dan juga dinding kaca yang
menghadap ke area closet penyimpanan baju dalam ruangan. Memang terkesan
terbuka akan tetapi karena ini adalah kamar tidur utama yang merupakan area
privasi kedua orang tua, maka tidak akan jadi masalah.
Akhirnya sampai pada lantai yang paling teratas. Lantai ini digunakan
sebagai kamar tidur pembantu dan juga area mencuci dan menjemur. Kamar
tidur dan kamar mandinya berukuran lebih kecil dari yang lain. Terlihat juga
dari koridor terdapat jendela dan juga ventilasi di dinding atas bangunan
rumah.
Gambar di atas menunjukkan skema sirkulasi udara dan
cahaya pada rumah. Ventilasi dan juga pintu serta jendela di dalam rumah
menjadi solusi untuk pertukaran udara secara menyilang (cross-ventilation).
Halaman selebar satu meter yang terletak di bagian
samping rumah ini sangat membantu untuk terjadinya pertukaran udara sehingga
rumah lebih sejuk. Selain itu juga area ini berfungsi sebagai tempat meletakkan
pompa air, sepeda serta peralatan lainnya, dan juga menjadi akses untuk
pembantu ke dalam rumah. Pada halaman ini arsitek mendesain dasar lantainya
dengan biopore (lubang air) yang cukup banyak sehingga dapat menghindari
kebanjiran pada lantai mezanin paling bawah karena tinggi lantainya yang berada
rendah dibandingkan jalan di luar rumah.
Kembali ke bagian depan rumah. Lantai kamar tidur
utama dibuat melayang dengan sistem cantilever selebar 2,5 meter. Sehingga area
ini dapat melingkupi area teras dan parkir kendaraan di depannya. Keunikan pada
fasad depannya juga terdapat pada kaca yang diletakkan di dinding bagian bawah
rumah. Kaca tersebut didesain agar orang yang berada di ruang makan atau dapur
dapat mengetahui orang yang datang ke rumah dengan melihat pada kacanya. Ini
juga menjadi alternatif pencahayaan alami pada rumah.
Rumah yang terlihat
kecil dan cukup luas di dalam ini tidak hanya sekedar nyaman saja namun juga berhasil mendapatkan penghargaan taraf internasional. Delution Architect
melalui karyanya yaitu splow house meraih penghargaan International Architizer
A+ Awards 2017 kategori Arsitektur dan Hunian Kecil versi Public Choice. Architizer A+ Awards
sendiri adalah penghargaan International yang tidak hanya melibatkan komunitas
arsitektur, namun juga fashion, penerbitan, desain produk, pengembangan real
estate, dan teknologi dari seluruh dunia. Sebagai salah satu nominasi dari
Indonesia dan pesaing dari seluruh dunia, tentunya para arsitek muda ini
berhasil membuat bangga tanah air.
BAB 5
KESIMPULAN
Dengan permasalahan meningkatnya jumlah penduduk yang
signifikan di Ibukota DKI Jakarta ini terutama pada aspek hunian atau rumah
tinggal dapat diselesaikan dengan konsep Split
House. Split House tersebut dapat memberikan ruang yang melebihi kapasitas
lahan dengan memaksimalkan ruang-ruang Split.
Hal tersebut pun dapat memberikan kesan luas pada lahan yang sempit dibantu
dengan pewarnaan yang tepat. Karena hal-hal yang telah di jelaskan, Split House adalah konsep hunian yang
tepat bagi kota yang sedang berkemban lalu terjadinya peningkatan jumlah
penduduk dan mempersempit lahan untuk hunian-hunian.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar